Minggu, 29 Mei 2011

PENERAPAN METODE PSYMATIES PADA BIMBINGAN BELAJAR OCTA DENGAN PENGAPLIKASIAN ILMU PSIKOLOGI, MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKMM)
DIANA APRILIYANTI  0861100367 , DESI NUR FITRIANA  0811202167 , dan SLAMET RIYANTO  0613101245
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
2010

  1. JUDUL
PENERAPAN METODE PSYMATIES PADA BIMBINGAN BELAJAR OCTA DENGAN PENGAPLIKASIAN ILMU PSIKOLOGI, MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER
                                      
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan harta paling berharga. Karena melalui pendidikan, membuat manusia mengetahui hal – hal yang berada di luar persepsi indrawi dan bisa mengetahui nilai dari sesuatu tanpa harus mengalaminya secara langsung atau mengujinya secara personal untuk mengetahui apakah sesuatu itu baik atau buruk. Bahkan ada aksioma: Investasi dalam bidang pendidikan adalah investasi terbaik karena devidennya adalah juga yang terbaik. Hal ini sesuai dengan tugas negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Dan hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap orang mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan untuk (mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor). Kalau beberapa dasawarsa yang lalu di Indonesia sampai sekarangpun masih dalam proses belajar mengajar yang diutamakan adalah pengembangan kecerdasan (IQ), sekarang makin didasari pentingnya kecerdasan emosional(Goleman, 1995) dan kecerdasan moral (Goles, 1997) dipupuk sejak dini.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkannya. Salah satunya dengan merubah sistem kelulusan SD, SMP, dan SMA dengan menggunakan standar nilai pada mata pelajaran tertentu. Secara tidak langsung siswa dituntut untuk bisa mencapai nilai standar yang ditetapkan oleh pemerintah, padahal setiap tahun standar nilai mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja membebani siswa, orang tua, dan guru. Karena tuntutan tersebut berjamurlah bimbingan belajar untuk membantu siswa, orang tua, dan pemerintah untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Akan tetapi seiring meningkatnya kepercayaan orang tua dan tuntutan,  bimbingan belajar yang ada belum bisa menjawab permasalahan tersebut. Karena kebanyakan bimbingan belajar masih berorietasi pada aspek kognitif saja. Siswa hanya dijejali dengan berbagai macam soal-soal agar bisa mencapai standar nilai yang ditentukan pemerintah. Dan tidak memperdulikan apakah siswa tersebut mampu atau tidak yang terpenting adalah bagaimana siswa tersebut mencapai standar nilai dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Hal ini tentu saja terdapat sisi menguntungkan dan merugikan. Mengutungkan untuk siswa yang pandai dan tidak menguntungkan bagi siswa yang kurang pandai.
Di Indonesia banyak orang-orang cerdas akan tetapi mereka semua belum bisa mengoptimalkan dan mengaplikasikan kecerdasan yang mereka miliki secara tepat dan baik. Banyak orang cerdas tetapi mempunyai tingkah laku buruk, berkepribadian buruk dan tidak mempunyai karakter. Untuk menjawab tantangan tersebut kami mencoba menerapkan metode pengajaran pada siswa bimbingan belajar dengan mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang pada intinya merupakan hakikat pendidikan. Dan metode yang akan diterapkan,kami beri nama ”PSYMATIES” dengan mengaplikasikan ilmu PSIkologi, MATematika dan bahasa inggrIS. Hal ini dikarenakan semua ilmu pengetahuan tidak dapat dipelajari, dipahami dan diaplikasikan secara sendiri-sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan dan saling berkorelasi satu sama lainnya. Dapat kita ketahui bahwa ilmu matematika dan bahasa inggris adalah ilmu yang sudah tidak asing di telinga, karena sejak kecil kita sudah diperkenalkan dengan ilmu tersebut. Kedua ilmu tersebut mempunyai peran penting terutama untuk bekal seseorang untuk menjalankan hidup yang lebih baik, tetapi banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami ilmu tersebut. Padahal di sisi lain pemerintah telah menetapkan kedua ilmu tersebut menjadi mata pelajaran yang diberikan standar nilai yang tentu saja merupakan syarat seseorang dinyatakan telah lulus menempuh pendidikan di bangku sekolah.  Dan ilmu psikologi pun, sebenarnya juga sama dengan kedua ilmu tersebut, ada disekitar kita tapi belum banyak orang yang menyadarinya. Karena ilmu psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, subyek dari ilmu tersebut adalah manusia dan secara tidak langsung selalu bersinggungan dengan manusia dan juga mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia terutama masalah afektif yaitu sikap, motivasi, kepribadian, karakter dan lain – lain.
Untuk menerapkan metode ini, kami memilih pada bimbingan belajar, karena bimbingan belajar merupakan tempat yang paling tepat dan efektif untuk mengaplikasikan metode ini. Tingkat kepercayaan pada bimbingan belajar yang semakin tinggi dan terbatasnya jam pelajaran di sekolah, menjadikan bimbingan belajar sebagai solusi bagi siswa dan orang tua untuk memenuhi semua tuntutan – tuntutan yang ada terutama dalam aspek kognitif. Padahal untuk membentuk sumber daya manusia yang berkarakter tidak hanya aspek kognitif saja yang harus dipenuhi melainkan aspek afektif dan psikomotorik. Dengan penerapan metode psymaties ini, yang mengaplikasikan ilmu psikologi, matematika dan bahasa inggris akan membantu siswa, orang tua, guru dan pemerintah guna mewujudkan hakikat pendidikan itu sendiri, membentuk karakter dan tentunya akan menjadi sebuah referensi untuk diterapkan pada bimbingan belajar yang ada.

  1. PERUMUSAN MASALAH
1.      Apakah aspek-aspek pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sudah terwujud?
2.      Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari ilmu matematika dan bahasa inggris?
3.      Bagaimana merubah orientasi lembaga penyelenggara pendidikan yang masih menekenkan aspek kognitif?
4.      Bagaimana membentuk karakter siswa?
5.      Bagaimana mengurangi depresi siswa akibat kegagalan dalam bidang pendidikan?
6.      Bagaimana mengoptimalkan potensiyang dimiliki siswa?

  1. TUJUAN
1.      Mewujudkan pendidikan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.      Membantu dan mempermudah siswa dalam mempelajari, memahami dan mengaplikasikan ilmu matematika dan bahasa inggris.
3.      Merubah orientasi lembaga penyelenggara pendidikan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
4.      Membentuk karakter siswa sejak dini.
5.      Mengurangi tingkat depresi siswa akibat kegagalan pada bidang pendidikan.
6.      Mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.

  1. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penerapan metode psymaties ini dengan mengaplikasikan ilmu psikologi, matematika dan bahasa inggris diharapkan siswa pada bimbingan belajar dapat dengan mudah mempelajari, memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga diharapkan memiliki karakter yang kuat sejak dini, karena karakter yang sudah di bentuk dapat membantu siswa untuk dapat menapaki kehidupan yang lebih baik, masa depan negara ini ada dalam genggaman mereka.
Adapun karakter yang diharapkan dapat dimiliki siswa bimbingan belajar setelah penerapan metode psymaties adalah berfikir kritis, percaya diri, sopan santun, moralitas, menghargai diri sendiri, mempunyai ambisi, kesigapan, kehendak dan modernitas. Karena banyak orang cerdas secara kognitif tetapi tidak pada aspek afektif dan psikomotorik. Mereka dapat mengumpulkan materi yang berlimpah, tetapi menggunakan cara-cara yang kurang tepat yaitu mencuri, merampok, dan korupsi. Selain itu mereka juga tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan, bersikap sombong dan angkuh. Penerapan metode ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa sejak dini. Apabila dalam menjalani kehidupan terdapat lika-liku mereka dengan mudahnya dapat mengatasi sendiri. Dan tingkat depresi karena kegagalan dalam bidang pendidikan dapat berkurang dan dapat terwujudnya sumber daya manusia yang berkarakter.
Selain itu diharapkan dengan pengaplikasian ketiga ilmu tersebut dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa bimbingan belajar dan dapat merubah orientasi lembaga penyelenggara pendidikan tidak hanya aspek kognitif saja yang menjadi prioritas melainkan aspek afektif dan psikomotoriksehingga dapat membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan hakikat pendidikan dapat terwujud, karena ini merupakan tugas kita bersama sebagai warga negara.

  1. KEGUNAAN
1.      Dapat membantu dan mempermudah siswa dalam mempelajari,  memahami dan mengaplikasikan ilmu psikologi, matematika dan bahasa inggris dalam pembentukan karakter.
2.      Dapat membentuk karakter siswa sejak dini.
3.      Membantu guru/tentor untuk mempermudah pengajaran siswa dalam mengoptimalkan potensi siswa.
4.      Dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis.
5.      Dapat dijadikan referensi bagi ilmuwan psikologi, matematika dan bahasa inggris.
6.      Membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

  1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Masyarakat yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa – siswi bimbingan belajar. Karena siswa yang belajar di bimbingan belajar selain mereka pandai setidaknya mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Hal ini dapat di ketahui dari keinginan dan kemauannnya untuk belajar di bimbingan belajar sehingga dapat mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan ini dan hasil luaran yang  diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.
Untuk sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah siswa pada bimbingan belajar  Octa yang terletak di desa Wonosari, Trucuk, Klaten. Siswa dibimbingan belajar ini terdiri dari kelas 2 SD sampai 2 SMP dan mempunyai tingkat kecerdasan dan prestasi yang berbeda-beda, ada yang menjadi juara kelas dan ada yang tidak menjadi juara kelas tetapi mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar. Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda-beda, mayoritas mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu. Pekerjaan orang tua mereka mayoritas adalah petani, urutan yang kedua adalah pedagang dan industri mebel. Sedangkan latar pendidikan orang tua merekapun masih yang rendah. Ada yang tidak lulus SD, lulus SD,  dan tidak lulus SMP bahkan wajib belajar 9 tahun yang telah ditetapkan pemerintah tidak sempat mereka rasakan. Dan yang terpenting bagi orang tua mereka adalah dapat menyekolahkan anaknya agar tidak pernah merasakan apa yang telah orang tua mereka rasakan meskipun harus bekerja dengan membanting tulang. Karena prioritas orang tua mereka mayoritas adalah bekerja, dan disibukkan dengan pekerjaannya sehingga orang tua mereka kurang begitu memperhatikan tentang kondisi dan perkembangan anaknya yang bersekolah, apakah anak tersebut mengalami kesulitan menerima pelajaran atau tidak,  dapat bersosialisasi dengan teman- temannya, dan gurunya atau tidak yang terpenting mereka dapat memberikan uang sewaktu-waktu anak mereka meminta untuk membayar sekolah.
Bimbingan belajar yang menjadi tempat belajar siswa – siswa tersebut merupakan bimbingan belajar yang relatif baru, karena berdiri pada bulan Agustus 2010. Bimbingan belajar ini berdiri karena merupakan bentuk kepedulian pemilik  sendiri dan warga masyarakat sekitar terhadap pendidikan anak –anak di desa mereka dan tidak berorientasi pada profit, karena siswa yang belajar pada bimbingan belajar ini tidak dikenakan biaya/gratis. Sarana dan prasarana dalam bimbingan belajar ini cukup sederhana dan kurang memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Untuk kegiatan belajar mengajar hanya dua ruangan, yaitu ruang kelas dan aula. Perlengkapan untuk menunjang kegiatan belajar mengajarpun sangat kurang, tidak adanya buku bacaan sebagai referensi siswa untuk belajar.
Pada bimbingan belajar ini para siswa di bimbing oleh para tentor, dan tentor tersebut adalah para mahasiswa yang masih menempuh bangku perkuliahan dengan berbagai bidang ilmu dan perguruan tinggi yang berbeda-beda, disamping untuk mengabdi pada masyarakat untuk mengaplikasikan disiplin ilmu mereka sendiri-sendiri yang diperoleh dari bangku perkuliahan.
            Untuk sasaran kegiatan ini tidak hanya siswa pada bimbingan belajar tersebut melainkan, bimbingan belajar itu sendiri, tentor yang telah mengajar disana dan juga orang tua, karena mereka mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan karakter siswa.

  1. METODE PELAKSANAAN
1.      Persiapan
a.          Survei
Langkah pertama untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah survey tempat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bimbingan belajar mana yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kami telah melakukan survei di berbagai bimbingan belajar yang ada khususnya yang berada di Kabupaten Klaten baik bimbingan belajar yang sudah terkenal maupun bimbingan belajar yang masih sederhana. Dan dari sekian bimbingan belajar yang telah kami survey bimbingan belajar  Octa lah yang paling sesuai untuk melaksanaan kegiatan ini. Bimbingan belajar ini berdiri bulan Agustus 2010. Milik  Bp. Wagimin dan letak bimbingan belajar Octa ini berada di desa Wonosari, RT.04/RW.01, Trucuk, Klaten. Sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar di bimbingan belajar ini kurang memadai, sehingga siswa belajar seadanya dengan fasilitas yang minim, karena semua fasilitas yang ada  berasal dari para donator sehingga segala sesuatunya tergantung dari uluran tangan para donatur. Dan siswa yang belajar disini tidak dikenakan biaya apapun, dengan kata lain gratis.
Langkah kedua yaitu melakukan identifikasi terhadap segala sesuatunya, yaitu identifikasi terhadap siswa, tentor, orang tua dan bimbingan belajar itu sendiri. Hal yang diidentifikasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada siswa, metode pengajaran, peran serta tentor dan orang tua.
b.         Persiapan Instrumen
Setelah melaksanakan survei, kegiatan yang dilakukan selanjutnya yaitu persiapan instrument. Persiapan tersebut meliputi persiapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan kegiatan, serta persiapan pelaksanaan pre-test maupun test psikologi.
2.      Pelaksanaan Kegiatan
a.       Kegiatan Awal
1)   Pre-Test
Pre Test ini diperuntukan untuk siswa bimbingan belajar terkhusus untuk mata pelajaran matematika dan bahasa inggris. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika dan bahasa inggris sebelum penerapan metode psymaties dilaksanakan.
2)   Test Psikologi
Hal ini dilakukan untuk mengukur  sejauh mana tingkat kecerdasan, bakat yang dimiliki, minat apa yang sebenarnya diinginkan dan kepribadian siswa bimbingan belajar. Tes yang diberikan adalah Tes Intelegensi, Tes Bakat Minat dan Tes Kepribadian.
3)   Pengelompokan
Setelah dilaksanakan test psikologi, hasil test tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menentukan sejauh mana tingkat intelejensi maupun IQ siswa, sehingga dapat dikelompokkan sesuai tingkat intelejensi mereka masing-masing.
4)   Perencanaan Pengajaran
Setelah melaksanakan pengelompokan siswa, kegiatan selanjutnya yaitu menyusun rencana pengajaran. Rencana tersebut meliputi materi apa yang akan diajarkan, metode serta sarana serta prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, dan semua hal tersebut disesuaikan dengan tingkat intelejensi siswa sesuai hasil tes psikologi.
Kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan adwal bimbingan belajar akan di buat dan sesuaikan dengan waktu luang siswa bimbingan belajar, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu juga disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
a.       Kegiatan Inti
1)   Materi bimbingan belajar,
Untuk materi bimbingan belajar ini dikhususkan pada mata pelajaran matematika dan bahasa inggris. Dalam penyusunan rencana pengajaran mata pelajaran tersebut akan didasarkan pada hasil tes psikologis tiap-tiap siswa bimbingan belajar, agar siswa lebih mudah dan cepat menerima apa yang telah diajarkan. Meskipun begitu dalam penyusunan rencana pengajaran ini tetap berpatokan dengan kurikulum yang sudah ada akan tetapi dalam penyampaiannya akan disesuaikan dengan kemampuan siswa itu sendiri.

2)   Pendampingan siswa.
Dalam pendampingan siswa bimbingan belajar ini, akan didasarkan dari tes psikologis sehingga dalam proses pendampingan dapat berjalan dengan lancar. Dan akan dilakukan pemantuan terhadap siswa bimbingan belajar meskipun intensitas bertemu sangat sedikit.
3)   Pelatihan
Pelatihan yang akan diberikan ke siswa bimbingan belajar adalah pelatihan terkait dengan pembentukan karakter. Hal ini dilakukan karena dengan memberikan pemahaman tentang karakter  sejak dini dan membentuk karakter siswa sejak dini maka akan mewujudkan sumber daya manusia yang berkarakter.
4)   Penyuluhan
Setelah siswa bimbingan belajar yang diberikan sebuah pelatihan, maka orang tua siswa bimbingan belajarpun harus diberikan penyuluhan karena peran penting orang tua sangat berpengaruh sekali terhadap pembentukan karakter anaknya sendiri. Dan penyuluhan  terhadap orang tua tentang pentingnya pendidikan anak usia dini dan pendidikan karakter sangat diperlukan agar orang tua dapat dengan mudah mengarahkan anaknya sesuai dengan tingkat kecerdasan, bakat dan minat yang mereka miliki sehingga kedepannya tidak ada orang tua yang mengalami kesulitan dalam mengasuh anaknya dan tidak ada orang tua yang memaksakan keinginannya pada anaknya.
5)   Out Bond
Selain aspek kognitif dan afektif yang selalu di asah maka aspek psikomotorik pun harus diasah pula. Tidak hanya materi-materi di dalam ruangan saja akan tetapi materi di luar ruangan juga sangat diperlukan untuk mengasah aspek psikomotorik. Dan out bond lah yang tepat, karena selain aspek psikomotorik yang dapat diasah lewat out bond juga banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh terutama untuk pembentukan karakter pada siswa bimbingan belajar.
b.      Kegiatan Akhir
1)      Post-Test
Pada kegiatan awal telah dilakukan pre test untuk mata pelajaran matematika dan bahasa inggris. Setelah pelaksanaan kegiatan selesai, agar dapat mengukur sejauh mana hasil luaran yang dicapai dalam penerapan metode Psymaties ini, maka dilakukan post test pada siswa bimbingan belajar.
2)      Evaluasi
Setelah dilaksanakan post-test, dapat diketahui hasil capaian setelah pelaksanaan bimbingan. Selanjutnya diadakan evaluasi mengenai pelaksanaan pengajaran, hambatan-hambatan yang ditemui, serta hasil yang dicapai siswa untuk menentukan kebijakan-kebijakan selanjutnya. 
3.      Evaluasi dan Monitoring
Langkah selanjutnya setelah semua rangkaian rencana kegiatan selesai dilaksanakan yaitu melakukan evaluasi secara keseluruhan agar dapat diketahui kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kedepannya dapat dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Selain evaluasi, monitoring juga akan dilakukan untuk memantau siswa pada bimbingan belajar.
4.      Penyusunan Laporan
Langkah terakhir dalam penerapan metode ini adalah penyusunan laporan, karena segala sesuatu tanpa sebuah bukti autentik maka tidak akan pernah diakui kebenaran dan keberhasilannya. Selain laporan merupakan dokumen yang sangat berharga, laporan juga merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan kegiatan.    

  1. JADWAL KEGIATAN
No
Nama Kegiatan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan




















2
Pelaksanaan Kegiatan




















3
Monitoring dan Evaluasi




















4
Penyusunan Laporan





















  1. RANCANGAN BIAYA
1.      Biaya Habis Pakai
No
Uraian
Item
Harga Satuan
Total
1.
Buku Tulis
25 buah
Rp     2.500,00
Rp  50.000,00
2.
Bolpoint
25 buah
Rp    2.000,00
Rp 50.000,00
3.
Pensil  2B
25 buah
Rp   2.500,00
Rp  62.500,00
4.
Penghapus 2B
25 buah
Rp   1.500,00
Rp  37.500,00
5.
Kertas
1 rim
Rp   40.000,00
Rp   40.000,00
6.
Biaya Rental dan Print

Rp    150.000,00
Rp  150.000,00
7.
Biaya fotocopy

Rp    150.000,00
Rp    150.000,00
8.
Biaya penyuluhan
25 orang
Rp    7.000,00
Rp   175.000,00
9.
Biaya Tes IQ, Bakat Minat dan Kepribadian
25 orang
Rp      35.000,00
Rp  875.000,00
10.
Biaya Out Bond

Rp    150.000,00
Rp       150.000,00
Sub Total
Rp    1.740.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar